Fakta Kesiapan JIS untuk Gelar Piala Dunia U-17

Perhelatan ajang Piala Dunia U-17 semakin dekat, berbagai persiapan terus dilakukan. Namun, di tengah euforia kebanggaan tersebut, terdapat polemik yang terus mencuat ke permukaan. Jakarta International Stadium (JIS), yang merupakan salah satu calon venue, telah menjadi sorotan karena dianggap belum memenuhi standar FIFA.

Apakah alasan sebenarnya adalah keterbatasan akses dan kurangnya lahan parkir? Ataukah KemenPUPR memiliki pandangan lain terkait ketidaksesuaian rumput stadion dengan spesifikasi FIFA?

Dalam berbagai berita terkait JIS, sering terdengar kabar bahwa stadion ini memerlukan renovasi agar sesuai dengan persyaratan FIFA. Namun, apakah kabar tersebut benar adanya? Mari kita telusuri lebih lanjut melalui uraian berikut ini dan temukan fakta sebenarnya.

1. Belum Ada Penilaian FIFA

FIFA belum pernah secara resmi menilai JIS, dan kenyataannya, stadion ini belum pernah menjadi tempat penyelenggaraan pertandingan FIFA, sehingga belum pernah mengalami uji kelayakan secara langsung. Pernyataan yang dibuat oleh Menpora dan pihak-pihak terkait hanyalah berdasarkan pengamatan mereka sendiri. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk mengklarifikasi dan mendapatkan penilaian resmi dari FIFA untuk mengetahui apakah JIS memenuhi standar yang ditetapkan.

2. Aksesibilitas Jakarta International Stadium

JIS menawarkan kemudahan akses transportasi melalui tiga rute Transjakarta yang melayani perjalanan menuju stadion. Selain itu, proses pembangunan Stasiun Ultimate sedang berlangsung dan diharapkan selesai pada tahun 2024. Meskipun demikian, pembangunan Stasiun Temporer masih dalam proses dan belum rampung.

Tidak hanya itu, JIS juga menawarkan empat akses masuk yang berbeda bagi para penonton, yaitu melalui Ramp Barat, Timur, Utara, dan Selatan. Di samping itu, stadion ini juga memiliki 127 gate untuk memudahkan penonton masuk ke tribun stadion. Dengan berbagai pintu masuk yang tersedia, JIS memastikan pengalaman penonton dalam memasuki stadion menjadi lebih lancar dan efisien.

3. Sarana Parkir Jakarta International Stadium

FIFA Stadium Guideline tidak menetapkan batas minimal untuk area parkir yang harus disediakan. Alih-alih, FIFA mendorong penggunaan transportasi publik dan pembagian modal.

Di JIS, terdapat 1200 tempat parkir yang diprioritaskan untuk tim, penonton dengan disabilitas, VVIP, dan undangan khusus. Selain itu, sekitar area stadion terdapat pula kantong-kantong parkir yang dapat digunakan, seperti di RS Sulianto Saroso, Kemayoran, dan Ancol. Dengan adanya fasilitas parkir yang memadai, JIS siap menerima kebutuhan parkir yang beragam dari para pengunjungnya.

4. Rumput Jakarta International Stadium

Proses peninjauan JIS dilakukan oleh KemenPUPR, BUMN, dan Pemprov DKI, namun terdapat keanehan dalam pelaksanaannya. Pasalnya, peninjauan tersebut melibatkan kontraktor rumput PT Karya Rama Prima, yang notabene adalah pesaing dan rekanan dari KemenPUPR. Hal yang menarik, PT Karya Rama Prima sebenarnya lebih spesialis dalam menyediakan rumput untuk lapangan golf, bukan sepakbola. Keputusan untuk melibatkan mereka dalam peninjauan JIS menjadi pertanyaan tersendiri.

Tim peninjau yang terlibat dalam proses evaluasi menyatakan bahwa rumput di JIS belum memenuhi standar kualifikasi FIFA dan membutuhkan penggantian. Menyusul pernyataan tersebut, KemenPUPR mengambil keputusan untuk menunjuk PT Karya Rama Prima sebagai kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek penggantian rumput dengan nilai proyek mencapai 6 juta dolar.

Ternyata, rumput yang digunakan di JIS sudah memenuhi persyaratan FIFA. Menggunakan jenis rumput hybrid yang terdiri dari 95% Zoysia Matrella dari Boyolali dan 5% Sintetis Limonta. Menariknya, rumput yang sama juga digunakan di stadion terkenal seperti Wanda Metropolitano (Atletico Madrid) dan Allianz Arena (Bayern Muenchen). Jadi, tidak perlu ada keraguan lagi mengenai kualitas rumput yang digunakan di JIS, karena sudah terbukti di stadion-stadion ternama dunia.

Tim peninjau menyoroti metode penanaman rumput di JIS yang menggunakan karpet dan menyatakan bahwa metode ini tidak sepenuhnya optimal. Sebenarnya, mayoritas penanaman rumput hybrid menggunakan karpet sebagai langkah pertama. Karpet rumput hybrid dihamparkan, diikuti oleh penambahan media tanam, dan terakhir bibit rumput alami ditanamkan. Meskipun demikian, evaluasi tim peninjau menunjukkan adanya kekurangan dalam metode tersebut.

erlepas dari fakta-fakta yang mendukung kesiapan JIS sebagai venue Piala Dunia U-17, tetap ada kekhawatiran bahwa penilaian terhadap JIS dapat terpengaruh oleh politik dan berujung pada pemborosan anggaran yang tidak perlu. Kita berharap agar penilaian terhadap JIS tetap objektif dan adil, serta berfokus pada kepentingan olahraga tanpa adanya motif politik yang merugikan.

You May Also Like

About the Author: makka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *